Senin, 24 Maret 2014

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gastritis

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gastritis


A.    KONSEP DASAR

1.    Pengertian

    Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 127), gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel. Sedangkan, menurut Lindseth dalam Prince (2005: 422), gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
    Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi (Brunner, 2000 : 187).
    Dari defenisi-defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah suatu peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya gastritis.

2.    Patofisiologi

    a.    Etiologi
        Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
        1)    Gastritis Akut
            Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
            Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
        2)    Gastritis Kronik
            Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
            Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.
   
    b.    Manifestasi klinik
        1)    Manifestasi klinik yang biasa muncul pada Gastritis Akut lainnya, yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
        2)    Gastritis Kronik
            Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

    c.    Proses Penyakit
        1)    Gastritis Akut
   
    Pathway Gastritis Akut
    *    Keterangan
        Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
        Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
        1.    Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.
            Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
        2.    Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

        2)    Gastrritis Kronik   


Pathway Gastritis Kronis

    *    Keterangan :
        Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
   
    d.    Komplikasi
        1.    Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
        2.    Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

    e.    Penatalaksaan Medik
        1.    Gastritis Akut
            Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.

        2.    Gastritis Kronik
            Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton.

B.    ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

1.    Pengkajian

    a.   Faktor predisposisi dan presipitasi
         Faktor predisposisi adalah bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid, obat analgetik, anti inflamasi, cuka atau lada.
        Faktor presipitasinya adalah kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok, penggunaan obat-obatan, pola makan dan diet yang tidak teratur, serta gaya hidup seperti kurang istirahat.
    b.    Test dignostik
        1)    Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya tersebar.
        2)    Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis.
        3)    Pemeriksaan radiology.
        4)    Pemeriksaan laboratorium.
            -    Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada klien dengan gastritis kronik.
            -    Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin B12 yang rendah merupakan anemia megalostatik.
            -    Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.
            -    Gastroscopy.
    Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.
2.    Diagnosa keperawatan
sesuai dengan literatur diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus Gastritis adalah :
    a.    Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.
    b.    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.
    c.    Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.
    d.    Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
    e.    Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.


3.    Perencanaan Keperawatan Gastritis

Dx 1 Tujuan :
    Resti gangguan keseimbangan cairan tidak terjadi.
    Kriteria Hasil :
     Membran mukosa lembab, turgor kulit baik, elektrolit kembali normal, pengisian kapiler berwarna merah muda, tanda vital stabil, input dan output seimbang.
    Intervensi :
    Kaji tanda dan gejala dehidrasi, observasi TTV, ukur intake dan out anjurkan klien untuk minum ± 1500-2500ml, observasi kulit dan membran mukosa, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus.

Dx 2 Tujuan
    Gangguan nutrisi teratasi.
    Kriteria Hasil :
    Berat badan stabil, nilai laboratorium Albumin normal, tidak mual dan muntah BB dalam batas normal, bising usus normal.
    Intervensi :
    Kaji intake makanan, timbang BB secara teratur, berikan perawatan oral secara teratur, anjurkan klien makan sedikit tapi sering, berikan makanan dalam keadaan hangat, auskultasi bising usus, kaji makanan yang disukai, awasi pemeriksaan laboratorium misalnya :
    Hb, Ht, Albumin.

Dx 3 Tujuan :
    Nyeri dapat berkurang/hilang.
    Kriteria Hasil :
    Nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks dan mampu tidur/istirahat, skala nyeri menunjukkan angka 0.
    Intervensi :
    Kaji skala nyeri dan lokasi nyeri, observasi TTV, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, anjurkan tekhnik relaksasi dengan nafas dalam, lakukan kolaborasi dalam pemberian obat sesuai dengan indikasi untuk mengurangi nyeri.

Dx 4 Tujuan :
    Keterbatasan aktifitas teratasi.
    Kriteria Hasil :
    K/u baik, klien tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.
    Intervensi :
    Tingkatkan tirah baring atau duduk, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, batasi pengunjung, dorong penggunaan tekhnik relaksasi, kaji nyeri tekan pada gaster, berikan obat sesuai dengan indikasi.

Dx 5 Tujuan :
    Kurang pengetahuan teratasi.
    Kriteria Hasil :
    Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan pengobatan.
    Intervensi :
    Kaji tingkat pengetahuan klien, beri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang penyakit, beri kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya, beritahu tentang pentingnya obat-obatan untuk kesembuhan klien.

C.    Evaluasi

    Evaluasi pada klien dengan Gastrtitis, yaitu :
    1.    Keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi
    2.    Kebutuhan nutrisi teratasi
    3.    Gangguan rasa nyeri berkurang
    4.    Klien dapat melakukan aktifitas
    5.    Pengetahuan klien bertambah.

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gastritis
  • Facebook Comments
  • Blogger Comments

0 komentar :

Posting Komentar

Top